Samosir (suarsair.com)
Telepon itu datang tiba-tiba. Camat Sitiotio, Josro Tamba, sempat menduga ada perkara hukum yang harus segera ia tangani. Suaranya serius di seberang: Kasi Intel Kejari Samosir ingin berbicara.
Namun, dugaannya keliru. Ternyata, yang datang bukan kabar hukum—melainkan kabar haru.
“Pak Camat, kami dengar kabar bencana angin puting beliung di desa Bapak. Kami ingin datang dan membantu warga,” kata suara itu dari ujung telepon.
“Saya sungguh tidak menyangka,” ujar Josro Tamba kemudian, Jumat (18/7/2025), saat menyambut rombongan Kejaksaan Negeri (Kejari) Samosir di Huta Pittolon, Desa Parsaoran. “Kami sangat terharu dan berterima kasih atas perhatian ini.”
Angin puting beliung yang terjadi beberapa hari lalu telah merusak rumah tujuh keluarga di desa itu. Di tengah cuaca kemarau dan keterbatasan, bantuan datang seperti oase.
Kali ini, bukan dari lembaga kemanusiaan, melainkan dari aparat penegak hukum yang turun langsung membawa sembako dan empati.
Kepala Kejari Samosir, Karya Graham Hutagaol memimpin langsung penyerahan bantuan bersama Ketua Ikatan Adhyaksa Dharmakarini (IAD) Cabang Samosir, Ny. Helmi Karya Graham.
Rombongan disambut hangat oleh warga yang masih memperbaiki atap rumah dan membereskan puing-puing.
“Kami datang dengan niat tulus,” ujar Karya Graham. “Begitu membaca kabar di media sosial, kami langsung berinisiatif. Ini bagian dari tanggung jawab sosial kami.”
Bantuan yang dibagikan memang tak besar, namun nilainya tak terukur bagi warga seperti Romonika Situmorang dan Parmonangan Tamba yang rumahnya porak-poranda.
Bersama lima warga lainnya, mereka menerima bantuan sembako dengan mata berkaca-kaca.
“Kami sangat bersyukur,” kata Jenda Tamba, tokoh masyarakat setempat. “Bantuan ini mungkin terlihat kecil, tapi bagi kami yang sedang menghadapi kesulitan, ini sangat berarti.”
Kegiatan ini merupakan bagian dari peringatan Hari Bhakti Adhyaksa ke-65 dan HUT ke-25 IAD. Namun bagi warga, ini lebih dari sekadar seremonial—ini soal hadirnya negara, dalam wujud tangan yang mengulurkan bantuan di saat paling sulit.
Tak hanya berhenti di Desa Parsaoran, rombongan Kejari Samosir melanjutkan kegiatan sosial ke rumah pensiunan jaksa dan menyerahkan bantuan ke Panti Asuhan Yayasan Sadar Bina Graha di Kota Pangururan.
Sebuah hari yang penuh makna dan bukti bahwa hukum tak melulu soal sanksi—tetapi juga tentang empati. (*)